Sinema India di Bulan Ramadan

Repro. Kamar-Bawah (2023).

#1

Sinema India yang telanjur dikenal penuh kemeriahaan dan kerumunan para penari perlahan mulai bergeser, hal itu bisa disaksikan di beberapa film India mutakhir, akan tetapi, tiadanya nyayian dan tarian mengelilingi pohon bukanlah sebentuk dialektika dalam semesta Bollywood.

Sineas India tak sungkan mengadopsi bahkan menjiplak Hollywood. Hal itu bukan dosa dan tindakan kriminal, sejauh ini juga tak pernah didengar Hollywood komplain.  Film spionase produksi Bollywood (saya sebut Bollywood untuk membedakan produksi Kollywood. Oh iya, di India sendiri ada genre produksi film yang saling menegasi. Ya, semacam ada kasta. Jadi, tidak semua film India itu produksi Bollywood. Di sini saya tak ingin bahas itu).

Pathaan film yang dirilis pada 2023 dan dibintangi sesosok India paling masyhur di Indonesia selain Gandhi, dialah Shah Rukh Khan. Namanya melejit sebagai lelaki yang terisak melebihi lelehan air mata Fajar Sad Boy, setelah Anjali hendak menikah di film Kuch Kuch Hota Hai. Di Pathaan, Shah Rukh Khan adalah agen intelijen yang dikenal sebagai Pathaan, ya semacam James Bond dalam serial 007.

Sebagaimana film spionase yang disuntikkan Hollywood, seperti itulah rupa spionase dalam Pathaan. Hanya pemeran dan waktu yang berbeda, kisahnya hanya mengganti konteks Amerika dengan latar India. Dan, satu yang pasti, parade tarian tetap ada dalam film spionase ini walau itu samar.

#2

Tiger Zinda Hai yang rilis pada 2017 merupakan sekuel dari Ek Tha Tiger (2012). Salman Khan yang dijuluki Tiger merupakan agen India dari unit RAW paling disegani. Ia menjalani hidup yang kompleks dengan Zoya, diperankan Katrina Kaif, agen Pakistan yang disebut ISI.

Mereka berdua lalu terlibat dalam misi yang sama untuk membebaskan perawat India dan Pakistan yang bertugas di kota Ikrit (Tikrit), Irak yang dikuasai kelompok teroris. Para perawat dari dua negara itu menjadi sandera. Seperti formula film heroik, sandera dapat dibebaskan dan para teroris dikalahkan.

Melihat bagaimana India, khususnya Bollywood membangun citra film, nampaknya hendak mendekatkan diri pada sinema dunia yang bermuara di Hollywood. Terkhusus lagi dalam corak spionase yang hendak dibangun, kita menemukan jalinan cerita yang terhubung ke film Pathaan. Iya, seperti itu, kerena Tiger muncul sebagai cameo di Pathaan yang membantu Pathaan membebaskan diri dari penangkapan otoritas Rusia. Mengingat Rusia, tentu ada narasi Amerika Serikat (AS) yang termaktub di dalamnya untuk menujukkan adanya relasi agen antar negara. Tentu saja AS dan India terhubung dengan baik dan menjadi agen perdamaian.

#3

Ek Tha Tiger sekuel pertama dunia Tiger dimulai ketika RAW mencurigai aktivitas ilmuwan India, Profesor Anwar Jamaal Kidwai yang mengajar di Universitas Trinity, Dublin, Irlandia. Ia dicurigai sedang diincar otoritas Pakistan untuk pengembangan teknologi nuklir yang bisa menyaingi teknologi pertahanan India.

Kontak senjata India dan Pakistan yang telah selesai berlanjut kembali dalam perang para agen. Avinash Singh Rathore, nama agen RAW yang dijuluki Tiger mendapat tugas mengawasi aktivitas si profesor. Namun, kisah selanjutnya bukan pada penulusuran penelitian senjata nuklir melainkan dimulainya kisah kompleks dua agen beda negara untuk lari dan hidup bersama.

Tiger dan Zoya adalah dua musuh yang saling mencintai dan mengorbankan tugasnya masing-masing dan saling memberikan info kontra intelijen di antara para agen untuk memuluskan pelarian mereka. Keduanya menjelajah sejumlah negara seperti Kuba, Italia, Afrika Selatan hingga menetap di Swiss (di sekuel kedua, Shenoy, pemimpin RAW mendatangi Tiger di kediamannya di Swiss untuk menugaskannya sebuah misi di Irak).  

Di salah satu tembok di kota Havana tertulis mural Amor cuerdo no es amor berdampingan dengan wajah Che Guevara. Tiger bertanya pada Zoya mengenai artinya. Zoya menjelaskan kalau cinta yang wajar bukanlah cinta yang sesungguhnya. Tiger tersenyum, ia menyadarinya kalau begitulah kisah yang sedang mereka jalani.

Kita nantikan sekuel ketiganya, Tiger 3 yang rilis tahun ini.

#4

Baar Baar Dekho (2016) memperlihatkan perjalanan waktu mengenai beragam potensi kepastian yang dapat dijalani manusia dalam kehidupannya. Diya Kapoor, juga diperankan Katrina Kaif beradu peran dengan Jai Varma (Sidharth Malhotra) lelaki yang terobsesi dengan karier di bidang matematika.

Jai menohok pendeta dengan gugatan mengenai tujuh putaran dalam ritual pernikahan. Baginya itu tidak masul akal. Penjelasan pendeta mengenai ikhwal dan makna setiap putaran adalah omong kosong karena perceraian tetap terjadi.

Putaran waktu menujukkan serpihan kemungkinan yang bakal terjadi, waktu dalam film ini adalah perjalanan melihat masa depan sekaligus menengok masa lalu. Jai menemukan dirinya di masa depan yang tidak berguna di mata Arjun, anak lelakinya. Ia memang mencapai puncak karier sebagai profesor matematika di Cambridge dan mendapat promosi ke Harvard.

Jai perlahan sadar menemukan patahan kehidupannya yang tidak sesuai pikirannya yang penuh perhitungan logis. Diya yang merupakan perupa memilih bercerai dan menikah dengan Nikhil si pemilik galeri.

Lompatan peristiwa dalam hidup Jai dengan potensi perjalanan hidupnya setelah menikah terjadi dalam semalam setelah ia tak sadarkan diri usai menenggak sampanye. Itu jalan yang dipilih si sutradara dalam mensinemakan sains melalui perjalanan waktu. Konsep ini tentu bisa dijumpai di banyak film di mana seseorang tertidur dan penonton menyaksikan alur kisah maju mundur.

Kehidupan yang dijalani seakan kontras dengan hitungan matematis, cobalah menghitung penghasilan Anda dengan biaya hidup, hasilnya tidak akan cukup. Persamaan yang tidak seimbang akan mengalami ketimpangan. Jai menyadarinya dan ia kembali memulai jalan kehidupan dari awal. Pernikahan adalah waktu yang menyatu dalam dua diri manusia. Begitu makna kehidupan dari tujuh kali putaran mengelilingi api suci dalam pernikahan di India. Dan, itu merupakan prasyarat logis yang sesuai dengan prinsip matematika yang menuntut kepastian. Sebab perkalian yang tidak sesuai akan melahirkan perkelahian. Begitu juga dengan pembagian yang tidak berimbang, harus ada yang dikurangi dari obsesi pribadi untuk menyeimbangkan tiga sisi segitiga.

#5

Film The White Tiger (2021) diadaptasi dari novel brilian Aravind Adiga berjudul sama (2008) yang memenangkan penghargaan buku fiksi bergengsi di Inggris, Man Booker Prize pada 2008. Terjemahan novel ini ke bahasa Indonesia dikerjakan oleh Rosemary Kesauly dan diterbitkan Sheila, imprint penerbit Andi pada 2010.

Menelaah novel yang ditulis diaspora India di tanah rantau adalah pengungkapan dari cermin retak sebagaimana yang dijabarkan Salman Rushdie. Adiga juga demikian, ia hanya lahir di Madras lalu besar di Australia dan belajar di Inggris sebelum kembali bermukim di Mumbai. Mungkin saja tesis Rushdie tak benar-benar dialami Adiga, akan tetapi The White Tiger menujukkan asumsi demikian.

Novel The White Tiger. Dok. Kamar-Bawah (2023).

Ramin Bahrani, sang sutradara mengikuti alur novel dalam memulai kisah. Tuturan Balram (diperankan Adarsh Gourav Bhagavatula) sebagai narator yang merasa perlu menulis surat elektoronik kepada Perdana Menteri Cina, Wen Jiabao yanag akan berkunjung ke Bangalore untuk melihat langsung geliat perekonomian negara bagian India yang dikenal melek perkembangan teknologi informasi itu.

Balram, si supir seorang majikan itu sudah menuntaskan dendamnya dan menjadi bos perusahaan taksi yang dinamani White Tiger ketika menuliskan surat ke Jiabao. Persisnya surat itu tidak dibaca staf kementerian Cina, ketika sang Menteri menginjakkan kakinya di Bangalore, ia memang sempat berjabat tangan, akan tetapi Balram bukanlah bagian dari pengusaha yang bakal dijumpai si Menteri.

Peristiwa itu memang bukan kisah inti, The White Tiger bertumpu pada Balram dari desa tertinggal dan berkasta rendah yang sekian keturunan menerima tragedi pengkastaan yang terus dirawat dalam relasi struktur kelas. Pinky (Priyanka Chopra Jonas) istri Ashok (Rajkummar Rao) menolak takdir kasta itu yang menjadi sumbu bagi Balram menempuh jalan mengakhirinya dengan membunuh Ashok. Majikannya itu sebenarnya dikenal baik, tetapi terlalu lugu mengikuti perintah ayah dan kakak lelakinya untuk melanjutkan tradisi menyogok pejabat agar hierarki kekuasaan tetap berjalan.

Balram tahu cara menyetop mulut polisi ketika wajahnya disebar sebagai buronan, segepok uang adalah jawabannya. Ketika masih supir Ashok, dialah yang mengantar majikannya itu membawa sekarung uang sogokan ke pejabat. Balram meneguk banyak pelajaran dari majikannya dalam memutus mata rantai kasta. Dengan uang kasta menjadi kabur yang kemudian menjadi lelucon.

#6

Physics Teacher (2022) menampilkan Sumukha Kumar yang bertindak sutradara sekaligus pemeran Badri yang menjalani profesi guru fisika di sekolah tingkatan pertama. Ilmiah menjadi kamus Badri sehingga yang supranatural tidak memiliki realitas.

Meski kenyataannya ia menjalani kehidupan supranatural dari rangkaian kejadian yang dijalani. Alam bawa sadarnya terkunci yang menunjukkan perubahan sikapnya terhadap realitas di luar dirinya. Film ini bisa disebut komedi gelap yang menempatkan Badri sebagai pelakunya sendiri.

Ia berbicara sendiri seolah di sampingnya, ayahnya yang telah wafat hadir kembali. Ia mencurigai ada pencuri yang memasuki rumahnya dan meninggalkan teror. Namun, semuanya itu tidak memiliki realitas. Badri tak bisa berpaling dari penalaran kalau segala kejadian pasti ada yang melakukannya. Ia mencontohkan ke muridnya kalau kursi hanya bisa bergerak kalau ada realitas di luar kursi yang melakukannya, begitu pula dengan kejadian yang dialami dirumahnya seperti tulisan di tembok, rusaknya alat musik, atau cemilannya habis.

Ia memanggil tukang untuk mengganti gembok pintunya sebagai solusi. Namun, persisnya tidak seperti itu, segala kejadian yang menimpanya merupakan perbutannya sendiri. Badri mengalami liliput dalam pikirannya sendiri yang menolak realitas yang tidak terindrai.

Komentar

Postingan Populer