Memangnya Kenapa Kalau Argentina Menangis

Sumber gambar di sini

Don’t Cry for Me Argentina. Judul lagu dan juga himne sosial yang melekat kuat dalam benak warga Argentina. Saya bisa saja keliru. Apakah hal ini benar-benar terjadi. Pasalnya saya tidak membekali diri dengan literatur memadai terkait satu tapak peristiwa ketika momen itu dkhotbahkan di dekade 50-an di sanubari warga Argentina. Benarkah semua warga Argentina menangisi kepergian Evita Peron. 

Yang saya tahu sedikit dari memaknai kisah yang ditampilkan melalui video klip ketika lagu itu tampil di layar kaca, pesona Madonna yang melantunkan lagu itu nampaknya menjadi penarik yang lain di balik kisah lagu itu sendiri.

Sejarah Argentina yang panjang dengan segala medium yang bisa dipilah. Di sepakbola, misalnya, Argentina adalah penguasa kawasan Amerika Selatan. Terbanyak mengumpulkan tropi Copa America. Melengkapi itu tidak absah jika tidak ada tropi Piala Dunia (PD). Maka diupayakanlah merebut tropi itu dengan panduan militer. Hasilnya, tahun 1978 menjadi buktinya.

Memang seperti itulah. Sejarah bukan hitam dan putih. Asumsi kalau Argentina tim superior sebenarnya sudah dipatahkan berkali-kali. Jadi, jika Arab Saudi menjungkirkannya di Qatar, sudah bukan hal baru. Bulgaria dan Rumania sudah melakukannya di AS pada 1994. Dua timnas dari jazirah Balkan yang disemati tim semenjana itu, meski Hagi ada di lapangan tengah Rumania dan Stoichkov di Bulgaria.

Di tahun 1987 juga demikian, Argentina tuan rumah dalam gelaran Copa Amerika. Kolombia, dengan si pirang gimbal, Velderama mengalahkan magis Maradona. Di tahun 2018, edisi PD di Rusia, negeri es yang jumlah pendudukunya lebih banyak dari wajib pilih Sulawesi Selatan, Islandia, hampir saja membungkam Argentina. Pun penalti Messi dimentahkan. Puncaknya, negara yang baru sepenggal memiliki sejarah sepakbola, Kroasia menenggelamkan Argentina dengan skor mencolok: tiga gol tanpa balas.

Jadi, kekalahan itu sudah bukan hal baru. Argentina boleh, dan wajar untuk menangis jika dikalahkan oleh timnas yang tak pernah dibayangkan bakal melakukannya. Kita, tentu tak bisa menyepakati No Argentina No Party, apalagi No Cry No Argentina.

Setelah pertandingan selesai, seorang kawan menyampaikan joke kalau kemenangan Arab Saudi dikarenakan shaf salat pemain Arab sangat rapi dan disiplin, gol Martinez di babak pertama dianulir hanya karena lengannya melewati garis shaf bek pemain Arab.

Batistuta mengomentari kemenangan Argentina ketika menjuarai Copa America tahun lalu, menurutnya berkat kerjasama tim. Jika ingin menjuarai Piala Dunia semua tumpuan tak bisa dibebankan pada Messi seorang. Legenda Argentina itu rupanya belum juga menyadari kalau pelimpahan beban ke Messi bukan hanya datang dari warga Argentina. Hampir semua warga yang ada dibelahan negara mana pun melakukan hal serupa. Dan, tidak mustahil jika ada warga Arab Saudi lebih mendukung Argentina ketimbang timnas negaranya sendiri.

Kita lupa berfikir seperlunya saja soal Messi. Mengapa dirinya mendapat perhatian lebih selain Cristiano Ronaldo. Ini dosa siapa sehingga kita terjebak di sana. Algoritma sel otak menghambat hemoglobin menyalurkan darah segar. Serasa cuma dua orang itu yang rasanya sangat kasihan jika tidak memenangkan Piala Dunia dalam kariernya. Mana ini Piala Dunia terakhir lagi. Dan, kita seperti menerima dosa karena tak bisa berbuat apa-apa.

Padahal kalau dipikir-pikir, tim yang lolos di Qatar merupakan tim yang memiliki peluang mengangkat tropi. Peluang itu sama rata karena tentu tidak mungkin timnas Indonesia atau Thailand yang masuk final. Semua tim yang berlaga di Qatar telah melewati seleksi di habitatnya masing-masing mencukupi pembagian jatah dari FIFA.

Obat duka itu berupa waktu, Argentina, juga tim yang lain akan segera pergi dari Qatar sesuai jatah waktu yang bisa dipertahankan. Ini serupa cerita dalam film Jumanji: Welcome to the Jungle, ada level waktu yang perlu dijaga. Hai, para fans dari orang yang mendukung tim idolanya masing-masing. Ingatlah, jika sudah tiba waktunya: menangislah jika itu dianggap penyelesaian. Semua akan begitu

_

Komentar

Postingan Populer