Siapa AJ Quinnell
Pertanyaan di atas sudah
tidak relevan dan tidak perlu dijawab. Masanya sudah lewat. Pertanyaan kadaluwarsa
yang kadang muncul sejak pertama kali saya ucapkan di tahun 2007. Bermula
ketika saya menemukan novel kucel di toko di pasar Sentral Makassar yang sudah
lama tutup.
Al Mahdi, itu judul
novelnya, saya masukkan ke daftar belanja karena judul dan penulisnya tidak
familiar, AJ Quinnell. Lebih dari itu, adalah harganya yang cuma Rp. 7.500,-
dan saya tawar menjadi Rp. 5.000,-.
Novel ini terbilang
tebal, 469 halaman dengan ukuran 12 cm x 18 cm. Diterbitkan Pustaka Azet
Jakarta cetakan pertama 1986. Saya masih berusia dua tahun dan istri saya baru
dilahirkan di tahun ketika novel ini diterbitkan.
Kalimat pembukanya
menggugah dan menantang menyelesaikan kisahnya sesegera mungkin. Ceritanya soal
spionaze. Pengalaman menonton seri film 007 memberi pengantar dan menjadi peta
memahami ceritanya.
Kita berjumpa dengan
tokoh bernama Pritchard, agen yang bisa diterima di KGB, CIA, dan di M16
sekaligus. Ia dilindungi oleh pengetahuan dan kesetiaannya yang tidak
membeda-bedakan. Hanya itu sisa ingatan yang tersisa. Ketika menuliskan ini novel
itu tidak lagi saya baca ulang. Wujudnya telah rusak akibat rayap. Inilah yang
mendorong untuk mengenangnya. Salah satu novel hebat yang pernah kubaca.
Di tahun 2012, nama AJ
Quinnell saya jumpai kembali di toko buku. Sampulnya sangat popular, gambar
aktor Denzel Washington. Tentu saja itu merupakan repro dari sampul film yang
dibintanginya. Man on Fire dengan
terjemahan judul: Dibakar Dendam terbitan
Gramedia Pustaka Utama tahun 2004.
Upaya mengetahui lebih
jauh perihal AJ Quinnell mulai nampak. Berharap di novelnya ini sudah ada
keterangan tentang siapa dirinya. Nyatanya, novel berketebalan 496 halaman
berukuran 18 cm x 11 cm itu tidak ada halaman yang menerangkan siapa pengarangnya.
Persisnya saya lupa,
apakah di tahun 2010 ketika mulai akrab dengan internet ataukah, baru di tahun
2012 saya mencari tahu AJ Quinnell melalui Google dan menemukan hasil nihil.
Sungguh, hal itu pernah saya lakukan dana nama AJ Quinnell tidak masuk dalam
daftar pencarian. Sungguh misterius sekali, saya pikir.
Sekitar dua bulan lalu
ketika menemukan novel Al Mahdi yang
hampir habis dimakan rayap. Saya mencoba mencari tahu kembali di Google dan
hasilnya diarahkan ke laman Wikipedia. Tentu saja saya senang. Akhirnya AJ
Quinnell bisa deketahui.
Ia novelis kelahiran
Inggris tahun 1940. Nama aslinya Philip Nhicolson. Jadi, AJ Quinnell adalah
nama pena dan meninggal di tahun 2005. Novel Man on Fire sebagaimana filmnya belum saya tuntaskan. Melalui layanan
Indo XXI film itu sudah tiga kali saya putar namun tak pernah tuntas. Di sisa ramadan
ini nampaknya waktu yang pas menuntaskannya.
_
Komentar