Mahasiswa Bengal di India Menolak Orang Brengsek Mengurus Negara
![]() |
Repro. Kamar Bawah. Sumber gambar di sini |
Politik adalah ruang yang selalu ramai. Serupa jalan raya dipadati ragam kendaraan. Pada satu fase, anak muda emoh menolak melintas. Mereka menarasikannya selaku ruang bebal kendaraan rombeng yang dikendarai orang tua minim imajinasi.
Perisai yang digunakan pada situasi demikian, melindungi diri dengan ragam kesibukan yang tidak terkait dengan keputusan elite politik. Meski sikap demikian itu merupakan sikap politik juga dalam menandai identitas yang sedang dibangun.
Gelombang generasi dekade 1970 an, yang menolak perang di Amerika Serikat bisa menjadi salah satu contoh. Bentuk perlawananannya bukan pada strategi merebut ruang politik yang dikuasai politikus yang menggerakan keputusan negara.
Mereka hanya mengusik dengan imajinasi kalau dunia bisa tetap berjalan tanpa perlu menggelorakan perang. Tembang gubahan Jhon Lennon, Imagine, lalu menjadi lagu kebangsaan kaum muda memandang politik.
Parade suara kaum muda di fase itu mengalasi langkah kaki dengan seruan kemanusiaan. Apakah hal ini menjadi formula yang bisa menggelobal. Tentu saja tidak. Di tempat lain, kaum muda justru menjadikan perang sebagai pilihan mengubah nasib.
_
Dalam film Rang De Basanti garapan sineas India, Rakeysh Omprakash Mehra, menarasikan sekelompok mahasiswa bengal yang menempuh jalan pikirannya sendiri sebagai upaya menghentikan praktik korupsi elite politik.
Tindakan membunuh Menteri Pertahanan dipicu atas tewasnya teman mereka, Ajay, seorang pilot yang mengalami kecelakaan. Diduga, telah terjadi korupsi di Kementerian Pertahanan sehingga onderdil pesawat yang selama ini digunakan merupakan barang bekas
Ajay bukanlah satu-satunya pilot yang tewas, sebelumnya sudah ada 100 pilot dalam kurung waktu 10 tahun mengalami nasib serupa. Kejadian itu menggelitik nalar publik kalau ada yang tidak beres dengan pesawat yang diterbangkan para pilot.
Mereka sudah membunuh rasa takut dalam dirinya sendiri. DJ, diperankan Amir Khan, bersama kawan-kawannya menjejal hidup dengan kebebasan. Tidak berafiliasi ke partai politik mana pun dan mulanya tidak menyangka bakal merencanakan pembunuhan.
Lalu, darimana ide itu berasal. Memang, mereka terlibat sebagai pemain dalam penggarapan film berlatar sejarah. Sue, warga Inggris, tergerak dari catatan harian kakeknya yang dulu bertugas sebagai tentara di masa kolonial.
Ia hendak membuat film tentang kiprah Bhagat Sing dan kompolotannya ketika berontak melawan kolonial Inggris. Lantas, bisakah itu dijadikan pemantik kesadaran komplotan DJ dalam bertindak.
Narasi film yang bergerak cepat dan maju mundur tidaklah memberi ruang menelaah lebih detail. Asumsi yang lain, bukankah DJ dan kelompoknya adalah mahasiswa. Namun, kehidupan liar mereka yang disorot lebih mencolok ketimbang proses pembentukan kesadaran.
Dari dialog dan karakter konflik yang terbangun, kita ketahui jika mereka tidak buta politik. Keterlibatan dalam pembutan film anak muda pemberontak di era kolonial, juga menguatkan telah terjadi pemantik kesadaran.
Sejumlah paduan scane jalannya film dengan film yang sedang digarap Sue menjadi kolase yang menunjukkan pencapaian gagasan dari pembacaan realitas politik yang dihadapi berkelindan dengan semangat Bhagat Sing.
Setelah Menteri Pertahanan terbunuh, respons pemerintah menjungkirkan ekspektasi kelompok DJ, Menteri Pertahanan dinobatkan sebagai pahlawan negara atas dedikasinya selama menjabat. Hal yang, justru ditolak oleh komplotan DJ karena menganggap dengan matinya sang menteri, bakal membuka bobrok di tubuh Kementerian Pertahanan.
_
Mereka tidak melawan negara, mereka melawan orang-orang yang menjalankan negara dengan cara brengsek. Mahasiswa bengal yang mulanya ingin menikmati kebebasan berujung menjadi martir atas apa yang diyakininya.
Mereka mengambil peran untuk melunasi utang sejarah para pejuang di masa lalu. Mungkin seperti itulah yang diyakini. Semangat Bhagat Sing dan sejawatnya mewujud ke dalam komplotan DJ (Daljit Singh). Karan, diperankan Siddharth Narayan, malah, bunuh diri kelas. Ia menembak ayahnya sendiri karena jaringan bisnis dengan pemerintah yang, justru melanggengkan praktik korupsi.
Pada akhirnya mereka diselesaikan tentara pemerintah di gedung stasion radio yang dibajak. Radio adalah pilihan paling realistis untuk mengabarkan kebobrokan pemerintah dan juga pengakuan mereka yang telah menghabisi nyawa Menteri Pertahanan.
_
Komentar