Rantau dan Tiga Ujung

Datu Museng


Fiksi dan kenyataan, saya kira memiliki landasan sejarah masing-masing yang bisa diteguk saripatinya.

Hal itu pula yang menghampiri riwayatmu, Datu Museng! Kami masih meraba-raba waktu guna menangkap wajah dan jejak rantau kalau engkau meninggalkan Makassar menuju Sumbawa.

Dari pulau itulah engkau lalu menggores perjalanan penuh makna yang kelak akan tumbuh di benak orang-orang yang merindukan pendidikan akan arti sebuah kesetiaan, pengorbanan, dan tentu saja perjuangan. Jalan ceritalah itulah yang engkau wariskan.

Engkau masih kecil ketika kakekmu membawamu ke Sumbawa, sesampai di pulau itu, engkau hampir saja berbuat keliru. Namun, engkau masih berbakti sehingga nasihat kakekmu engkau turuti agar ke Mekah guna melatih lidahmu. Ya, kakekmu paham kalau modal yang engkau bawa ke Sumbawa barulah dua ujung.

Sebagai lelaki rantau dari Gowa, engkau pun tak ingin membuat malu hanya karena pandangan mata kepada seorang putri kerajaan Sumbawa. Kakekmu benar, dan engkau mesti menjunjung tinggi nilai siri di rantau.

Pilihannya, engkau harus menambah satu lagi ujung. Ujung lidah. Dan, di Mekalah engkau berguru. Meninggalkan Maipa Deapati sebagai konsikuensinya.

Waktu berjalan, dan engkau kembali ke Sumbawa dengan sempurnanya tiga ujung. Nasib sepertinya ada di tanganmu, karena Maipa Deapati jatuh sakit memikul rindu sejak engaku berlabuh ke Mekah.

Dan lihatlah, di tubuh Maipa Deapati telah tumbuh taman bunga. Sangat wangi. Kecemburuan yang menghampirimu seketika lebur. Kalian pun menikah lalu pulang ke Makassar.

Tetapi rupanya, di tanah kelahiran engkau menutup lembaran terakhir kisah hidupmu. Kalian berdua memilih rantau ke dunia atas karena kalian tak ingin berpisah di dunia tengah.

Kira-kira, demikianlah engkau memberi kami pelajaran tentang kesetiaan, pengorbanan, perjuangan, dan arti tiga ujung (badik, kemaluan, dan lidah).

***

Makassar, 20 November 2012

Catatan:
Datu Museng merupakan kisah cinta dua anak kerajaan. Datu Museng putra bangsawan kerajaan Gowa dan Maipa Deapati, putri bangsawan dari kerajaan Sumbawa. Legenda ini dituturkan dari masa ke masa dan sering dipentaskan.



Komentar

Postingan Populer