Hikayat Malaikat di Dunia Tengah
Puang Matoa Saidi
Tabe, engkaka melo maruki sure lao ri idi.
Adakah kau di sana bertemu dengan Puang Upe. Lalu Ma’giri di hadapan malaikat? Ataukah, kau sedang berbincang dengan Sawerigading, We Cudai, atau Lagaligo? Lalu kau menceritakan kisah perjalananmu berkeliling dunia ketika terlibat dalam pementasan I Lagaligo?
Tabik, ceritakanlah dunia yang kau tapaki sekarang. Sungguh, saya ingin mendegarnya. Jika tak berkenan, tidak apa-apa. Mungkin belum tepat. Atau, belum bisa kau ceritakan. Jika demikian, perkenangkanlah saya menceritakan sesuatu. Sekadar untuk kau ketahui.
Tabik
Saya pernah mengajukan tanya kepada murid sekolah dasar perihal dirimu. Mereka sama sekali tak kuasa mengeja namamu yang hanya lima huruf itu. Dan pertanyaan yang sama saya ajukan kembali kepada siswa sekolah menengah pertama. Hasilnya tetap sama. Bahkan siswa sekolah menengah atas hingga perguruan tinggi. Sungguh, mereka tak mengenalmu.
Saidi, saya tidak tahu mengapa demikian. Padahal mereka yang saya tanya itu, adalah mereka yang hidup di Pangkep. Dan bukankah semua usiamu kau abdikan di tanah ini untuk melakoni sebuah pekerjaan yang sama sekali tak biasa. Lalu mengapa mereka lebih mengenal nama-nama personil grup band yang hanya disaksikan di televisi.
Tabik
29 Juni 2011. Ratusan orang dari berbagai kalangan rela melewati jalanan tak beraspal menuju rumah kerabatmu. Rumah yang telah kau pesan jauh sebelum nafasmu terhenti. Bahwa di sanalah kau menginginkan jasadmu menerima tamu. Ya, meski kau memilki rumah di Kampung Lette yang lokasinya lebih mudah untuk dijangkau. Tetapi itu bukan masalah. Bahkan di malam itu. Orang-orang menembus gelap dan tak peduli dengan jalanan berlubang. Karena mereka tak ingin telat mengeja doa di depan jasadmu.
Saidi
Enam jam setelah pemakanmu. Saya menulis catatan perihal dirimu. Lalu saya kirim ke salah satu surat kabar. Dengan harap, masyarakat tahu perihal pengabdian dan jejak hidupmu. Meski itu berupa apresiasi yang pendek.
***
Makassar, 25 Oktober 2012
Catatan:
Saidi, merupakan Puang Matoa Komunitas Bissu di Pangkep, Sulawesi Selatan. Meninggal 29 Juni 2011
Komentar