Ziarah dan Rumah

Anre Gurutta Haji Ambo Dalle

Jam sudah menunjuk pukul empat sore lewat dua puluh tujuh menit kala kami singgah di masjid pesantren Mangkoso guna menuaikan salat asar. Seorang di antara kami adalah bekas santri di sana. Usai salat, ia mengarahkan ke samping masjid. Di situlah petak kuburan di mana engkau disemayamkan, bergantian kami menyentuh nisan seraya melafalkan Alfatiha.

Sesudahnya, ia menceritakan sepotong pristiwa perihal hari kematianmu. Katanya, ada pristiwa yang tak biasa terjadi. Hari itu hujan mengguyur deras, kemudian tiba-tiba berhenti ketika jasadmu ingin dikubur. Atau, kala engkau meludahi mulut santrimu yang sulit membaca Alquran. Sesudahnya, santri itu dapat dengan mudah menghafalnya.

Tetapi, saya kira tak perlu heran dengan kejadian-kejadian itu. Hal yang demikian tentulah suatu peristiwa spiritual yang wajar bagi manusia seperti engkau. Sebagaimana yang biasa terjadi kepada wali-wali Allah di muka bumi.

Anre Gurutta Haji Ambo Dalle.

Setamat sekolah dasar, kerabat saya meminta agar turut mendaftar di Madrasah Tsanawiah di Mangkoso. Emak saya tentu saja senang mendengar ajakan itu. Hanya saja, saya belum siap membangun pabrik kenangan di kampung orang, meski Barru dan Pangkep adalah kabupaten yang bertetangga.

Perlu waktu tujuh tahun baru bisa bertaut dengan lingkungan pendidikan yang engkau rintis, dan saya tak perlu meninggalkan Pangkep untuk menghirup udara pendidikan agama yang engkau rintis. Karena muridmu-muridmu telah pulang ke kampung halaman masing-masing guna membangun rumah dakwah.

AGH. Ambo Dalle, kira-kira empat jam sebelum surat ini kutulis. Seorang kawan yang pernah nyantri di Mangkoso mengirim pesan pendek, ia memberi tahu kalau dalam waktu dekat ini, ia berencana ke Mangkoso guna menghadiri reuni dengan teman-teman seangkatannya sekaligus berziarah.

Ia menawarkan agar saya turut serta dalam ziarah itu.

***
Makassar, 22 November 2012
Catatan:
Anre Guruttan Haji Ambo Dalle, merupakan salah satu ulama karismastik di Sulawesi Selatan, ia mendirikan pondok pesanteren Darud Da’wah wal Irsyad di Mangkoso, Barru.



Komentar

Postingan Populer